Bencana dan Ormas yang Dibubarkan

Akhir-akhir ini banyak bencana yang melanda negeri ini. Di saat kasus covid 19 terus naik secara signifikan musibah lain datang. Saat ini kita memang sedang berada dalam musim penghujan. Di musim tersebut bencana kerap datang.

Beberapa waktu lalu pesawat terbang Sriwijaya Air jurusan Jakarta-Pontianak jatuh. Dari temuan yang didapatkan oleh tim yang bertugas mencari dan menyelamatkan kemungkinan kecil ada penumpang maupun awak yagn selamat. Jasad yang ditemukan saja hampir gak ada yang utuh.

Belum selesai proses pencarian Sriwijaya Air banjir besar menerjang daerah Kalimantan Selatan. Banjir tersebut sungguh besar. Banyak daerah yang terendam banjir.

Dalam waktu yang hampir bersamaan gempa bumi memporak-porandakan wilayah Sulawesi Barat. Banyak korban, gedung-gedung banyak yang rusak. Bahkan Kantor Gubernur Sulawesi Barat rusak berat.

Sebelumnya juga terjadi longsor yang terjadi di daerah jawa barat. Banyak juga korban berjatuhan.

Ini belum termasuk aktivitas gunung berapi seperti Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Semeru di Jawa Timur. Masih ada musibah-musibah lain yang belum disebut oleh derdor.

Dalam kondisi ini kami teringat dengan salah satu ormas yang beberapa waktu lalu dibubarkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) beberapa menteri dan lembaga. Terlepas sikap ormas ini yang mirip wiro sableng dan penuh kontroversi, tapi ormas ini punya kelebihan yang jarang dimilki oleh ormas lain.

Kelebihan yang dimiliki oleh ormas ini adalah dalam hal tanggap darurat kebencanaan. Tim dari ormas ini akan menjadi yang terdepan dalam membantu korban bencana. Di saat tim yang lain belum datang, saat orang-orang masih bingung relawan ormas ini sudah ada di lokasi.