Setiap budaya dan bahasa mempunyai cirinya masing-masing. Tapi ketika diketemukan kadang ada kesamaan-kesamaan atau kemiripan-kemiripan. Salah satunya adalah di pribahasa. Contohnya pribahasa “Man Jadda Wajada” mempunyai kemiripan dengan salah atu pribahasa Indonesia.
Dalam pribahasa Indonesia ada pribahasa “berakit-rakit ke hulu berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.” Pribahasa ini berarti bahwa kita harus rela untuk bersungguh-sungguh dan bersusah payah untuk kemudian menikmati hasilnya.
Pribahasa yang menggunakan peribaratan dengan air dan rakit menandakan kultur bahari kita. Tentu beda dengan masyarakat Arab yang didominasi gurun. Kultur gurun mereka tidak membuat mereka mengistilahkannya dengan air dan rakit.
Baca juga: Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto
Man Jadda Wajada sendiri terdiri dari tiga kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat), yaitu: man, jadda, dan wajada. Man berarti “siapa.” Jadda berarti “sungguh-sungguh.” Wajada berarti “menemukan.”
Maka kalo diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi “barang siapa bersungguh-sungguh maka ia akan menemukan.”
Tapi sebenarnya pribahasa ini bisa diganti dengan pribahasa indonesia tadi, biar lebih membumi. Atau dengan kata lain kita menggunakan man jadda wajada dalam pribahasa bahasa Indonesia.
Kalau dikaji maka kita akan menemukan ungkapan-ungkapan dalam berbagai bahasa yang mempunyai kemiripan dengan pribaha Indonesia.
Dunia yang semakin mengglobal dan semakin memudarnya sekat antar negara dan budaya tidak seharusnya meminggirkan budaya kita sendiri.